“Kita hidup di dunia yang telah memantapkan dirinya melampaui pembenaran apapun. Di sini kritik tidak lebih berguna dibanding satire. Tapi keduanya pun tidak berdampak apa-apa.”
Kutipan The Invisible Commite di atas kemungkinan cukup relevan untuk mengawali keseluruhan jurnal ini.
Pada konteks yang lebih jauh cukup bisa merepresentasikan dunia seni beserta gejolak yang tumbuh mengakar di dalamnya.
Seni sudah mati bukan karena ia tidak lagi menjadi amunisi untuk protes sosial dan politik, tapi ia juga adalah bangkai hidup ketika tidak lagi memberikan ruang untuk dikritik. Para insurgen anarkis meresponnya dalam coretan dinding pada Komune Paris ‘68 dengan bunyi: “SENI SUDAH MATI, JANGAN NIKMATI BANGKAINYA!”.
Kita tidak akan berbicara lebih jauh tentang diskursus sejarah seni dan kegagalannya, akan tetapi, sec Continue reading “Jurnal Radikal Art Festival Vol. I – Seleberasi Seratus Tahun Kematian Seni!”