[Gulir ke bawah untuk bahasa Indonesia]
The Space Occupation (Okupasi Ruang also known as temporary squatting or autonomous zone) was organized by comrades in Pontianak (Borneo Island) in the agenda of Citizen Solidarity Against Evictions that occurred in various regions of the archipelago, we realize that this is not the first time citizens have to experience violence and deal with the tools of the State. Therefore, we call for building a more massive solidarity force, even more massively.
The Space Occupation took place in an empty building on the banks of the Kapuas River. We organized gigs, documentary film screenings and discussions related to evictions and deprivation of living space. We also make zines as a medium to distribute information. For information, in other areas of our region there are indigenous peoples in Kualan Hilir, Ketapang who have also been criminalized by PT Mayawana Persada. They seized farmers’ land, displaced rubber plants and fruit orchards belonging to the community, and according to reports received from friends involved in advocacy in the field, the residents’ granaries were burned. Departing from this, as an output from the results of yesterday’s discussion we together with several friends involved initiated to form a reportage published in the zine, maybe not in the near future but we will try.
We also do not forget the comrades who are behind bars
For citizens who are struggling to maintain the sovereignty of their land
For all class war prisoners
For anarchist comrades imprisoned around the world
If every place is a fire, let us burn it together!
[Received via email]
INDONESIA:
Okupasi Ruang ini diorganisir oleh kawan-kawan di Pontianak dalam agenda Solidaritas Warga Melawan Penggusuran yang terjadi diberbagai daerah wilayah Nusantara, kami menyadari bahwa ini bukan kali pertama warga harus mengalami kekerasan dan berhadapan dengan alat-alat Negara. Maka dari itu, kami menyerukan untuk membangun kekuatan solidaritas yang
lebih masif lagi. Okupasi Ruang dilakukan disebuah gedung kosong di tepian Sungai Kapuas kami mengadakan gigs, screening film dokumenter dan diskusi terkait penggusuran dan perampasan ruang hidup. Kami juga membuat zine sebagai medium untuk mendistribusikan informasi. Sebagai informasi, di wilayah lain daerah kami terdapat masyarakat adat di
Kualan Hilir, Ketapang yang juga mengalami kriminalisasi oleh PT Mayawana Persada. Mereka merampas tanah petani, menggusur tanaman karet dan kebun buah milik masyarakat, bahkan menurut laporan yang diterima dari teman-teman yang terlibat dalam pengadvokasian dilapangan
mengatakan lumbung padi milik warga dibakar. Berangkat dari ini, sebagai output dari hasil diskusi kemarin kami bersama beberapa kawan yang terlibat menginisiasi untuk membentuk satu reportase yang dimuat dalam zine, mungkin tidak dalam waktu dekat tapi kami akan mencobanya.
Kami juga tidak melupakan kawan-kawan yang sedang berada dibalik jeruji besi
Untuk warga yang sedang berjuang menjaga kedaulatan tanahnya
Untuk semua tahanan perang kelas
Untuk kamerad anarkis yang dipenjara di seluruh dunia
Jika setiap tempat adalah titik api, Mari kita bakar bersama.
[Diterima melalui surel]